Selasa, 20 Maret 2012
Isu Strategis Keperawatan dalam Media Massa
The Irony of Nursing Profession Among National Demands
The Irony of Nursing Profession
Among National Demands
By Nikita Dewayani, Nursing Student of University of
Indonesia
‘The Winner of Essay Competition 2nd
HPEQ International Conference (Nursing)’
Theme : Student’s view on HPE
System in Indonesia
According to World Populations Data Sheet 2009,
Indonesia is a country with the biggest population among ASEAN countries.
Indonesia consists of 243,3 million people. Realize or not, nursing has become
the most needed health profession in Indonesia. This statement is proven In Profil Kesehatan Indonesia 2009 noted
that as many as.599 people consisting of 410.067 health workers and non-health workers.
The health workers consist of 51.805 medical workers, 278.221 nursing workers
(184.332 nurses dan dental nurses, 93.889 midwives), 19.953 pharmacies, 28.858 public
health workers, 12.762 nutritionist, 2.985 physical therapists dan 15.483 medical
technical workers. Those prove that public demands for nursing service are quite
high.
In Indonesia, Nursing profession hasn’t had yet its legal policy (UU) explaining its roles
and the range. As we know all that a few months ago, there were told a nurse
was accused to do malpractice. Malpractice is the negligence of doctors or nurses
to use the level
skill and knowledge
in treating and caring
for patients, commonly used
on patients or people who injured according
to the size of the mutual environment
(Valentin v. La
Society de Bienfaisance
Mutuelle de Los
Angelos, California, 1956).This happened in a remote area in
Kalimatan. They accuse the nurse because he gave medicines to the patients
which should be given by doctors only. In fact, the situation was urgent and
needed quick decision in deciding the first action. The cause is only that
nurses don’t have its plegal policy to control the range of action. The policy
should consist of the field area, roles, responsibilities, and rights. It’s so
ironic. In Indonesian health services, nurses hold the most part, but in fact,
the salary between doctors and nurses are imbalance. Nurses serve patients
comprehensively and visit them frequently. Indeed, the epidemic diseases and
disaster occur.
Nurses
are a health profession as well as doctors, dentists, and pharmacies. However,
they have specific roles. Nurses have two main roles : The primary role is
caring and the secondary role is curing. Nursing emphasizes caring than curing.
Before I studied Nursing, in my mindset I used to think that nurses were
doctor’s assistant. They did whatever doctors told them. During my study in
faculty of nursing, I have been taught about nursing comprehensively. Actually,
They concern on how human feel
comfortable and balanced in basic needs. Nursing sees human holistically
including biologic, psychologic, and social. In fact, nurses are mostly the
closest person to patients. Nurses give services full time.
After
attending in this event, I’ve planned to build a community and do our first
action. Actually, before I attend in this event, I and my friends from
dentistry have made a concept and grand design for our community. Indeed, Ill
start by holding health education in poor society which is held after this
event. That’s all I do in order to prove that nurses can be the agent of change
in community and have the same rights among health professions.
References:
1.Departemen
Kesehatan Republik Indonesia. (2009). Profil
Kesehatan Indonesia 2008.
2.
Mulyati, L. (2011). “Masa Depan Profesi
Keperawatan” http://www.stikku.ac.id/wp-content/uploads/2011/02/MASA-DEPAN-PROFESI-KEPERAWATAN.pdf
(Taken onAugust 15th 2011, at 10 pm).
3.
Kasimin. Modul Hukum Kesehatan : Malpraktek Tenaga Keperawatan. Balai Pelatihan
kesehatan Salaman Magelang.
4.
http://www.lbh-makassar.org/?p=2978
(Taken on August 15th 2011, at 11 pm).
*)
Dipublikasikan atas seijin penulis
Direktorat
Jenderal Pendidikan dan Penelitian
Ikatan
Lembaga Mahasiswa Ilmu Keperawatan Indonesia
2011
– 2013
'Budayakan Membaca dan Menulis'
Minggu, 18 Maret 2012
Peluang Kerja Perawat tak Hanya di Klinik!!
Sebagian besar calon perawat, dalam hal ini mahasiswa keperawatan banyak berpikir bahwa satu-satunya lahan kerja perawat di Indonesia adalah di Rumah Sakit atau Puskesmas. Sebagian lain berpikir, jika tidak jadi perawat di Rumah Sakit atau Puskesmas, bisa mencoba dunia pendidikan sebagai pengajar di insitusi keperawatan.
Mungkin tidak pernah terbayangkan bahwa sebenarnya peluang kerja perawat sangatlah banyak. Tinggal kita sebagai perawat bisa memilih jalur yang sesuai dengan kompetensi, minat dan bakat kita.
Sebagai gambaran saja bagi para calon perawat maupun yang sudah menjadi perawat, namun masih belum menemukan lahan kerja yang cocok dengan kompetensinya. Beberapa peluang kerja yang dapat diambil oleh perawat misalnya sebagai berikut.
1. Perawat Home Care
yang ini sudah tidak asing lagi mungkin bagi teman-teman. Ya, pelayanan Home Care belakangan ini sedang menjamur di beberapa negara berkembang, termasuk Indonesia.
2. Perawat Kesehatan Kerja (Occupational Health Nurse)
pertumbuhan ekonomi di Indonesia tidak terlepas dari munculnya berbagai perusahaan-perusahaan besar yang mampu meningkatkan pendapatan negara. Perusahaan-perusahaan tersebut tentunya memerlukan karyawan yang bahkan tidak sedikit jumlahnya. Nah, untuk menjamin kesehatan dan keselamatan para pekerjanya, banyak perusahaan menggunakan jasa OHN.
3. Perawat spesialis Enterpreneur
apa hubungannya? mungkin teman-teman bakal bertanya. Namun tidak menutup kemungkinan perawat juga punya jiwa berwirausaha.
4. Perawat Pendidik
semakin banyak kebutuhan akan perawat, maka semakin banyak pula bermunculan institusi keperawatan yang nantinya akan menelurkan perawat-perawat muda. Jadi, siap-siap saja bagi yang ingin menjadi pengajar/ pendidik.
5. Perawat Advokat
dewasa ini, banyak oknum-oknum yang memanfaatkan beban tugas dan tanggungjawab seorang perawat terhadap pasien untuk dijadikan kasus. untuk itu, sekiranya sangatlah perlu seorang perawat advokat melindungi profesi keperawatan dan kliennya dengan memahami hak dan tanggung jawab pemberi dan penerima jasa layanan keperawatan tersebut.
6. Perawat Peneliti
perawat peneliti sangat dihargai di berbagai negara. jadi, jika teman-teman ingin berkeliling dunia, lakukanlah dengan penelitian.
7. Perawat Politikus
mungkin agak ganjil kedengarannya. namun tidak menutup kemungkinan seorang perawat cakap dalam berpolitik. Beberapa kader partai besar, anggota DPR, dan lain-lain mempunyai latar belakang sebagai perawat. jadi, kenapa tidak dengan Anda?
8. Perawat Konsultan Kesehatan
Nah, ini mungkin yang paling gampang dilakukan. namun perlu pengetahuan mendalam dalam memahami kasus dan asuhan keperawatannya, agar benar-benar bisa disebut sebagai konsultan perawat profesional.
9. Perawat Teregistrasi (RN)
kelebihannya, teman-teman bisa bekerja di negara manapun dengan status Registered Nurse.
10. Perawat Komunitas
11. Perawat Maternitas
12. Perawat Manajer
13. Dll.
nah, itu saja gambaran peluang kerja perawat lainnya selain "hanya" bisa bekerja di RS maupun Puskesmas. Namun, untuk menjadi salah satu perawat diatas, diperlukan pengetahuan, keterampilan dan profesionalitas yang baik. Jadi, sebagai calon perawat, yuk mulai sekarang kita tingkatkan kompetensi kita agar bisa bersaing di dunia global nantinya.
MARI MERAWAT INDONESIA, MARI MENUJU SEHAT
Rakhmat Noviyar
Direktur Jenderal Komunikasi dan Informasi
Ikatan Lembaga Mahasiswa Ilmu Keperawatan Indonesia
Mungkin tidak pernah terbayangkan bahwa sebenarnya peluang kerja perawat sangatlah banyak. Tinggal kita sebagai perawat bisa memilih jalur yang sesuai dengan kompetensi, minat dan bakat kita.
Sebagai gambaran saja bagi para calon perawat maupun yang sudah menjadi perawat, namun masih belum menemukan lahan kerja yang cocok dengan kompetensinya. Beberapa peluang kerja yang dapat diambil oleh perawat misalnya sebagai berikut.
1. Perawat Home Care
yang ini sudah tidak asing lagi mungkin bagi teman-teman. Ya, pelayanan Home Care belakangan ini sedang menjamur di beberapa negara berkembang, termasuk Indonesia.
2. Perawat Kesehatan Kerja (Occupational Health Nurse)
pertumbuhan ekonomi di Indonesia tidak terlepas dari munculnya berbagai perusahaan-perusahaan besar yang mampu meningkatkan pendapatan negara. Perusahaan-perusahaan tersebut tentunya memerlukan karyawan yang bahkan tidak sedikit jumlahnya. Nah, untuk menjamin kesehatan dan keselamatan para pekerjanya, banyak perusahaan menggunakan jasa OHN.
3. Perawat spesialis Enterpreneur
apa hubungannya? mungkin teman-teman bakal bertanya. Namun tidak menutup kemungkinan perawat juga punya jiwa berwirausaha.
4. Perawat Pendidik
semakin banyak kebutuhan akan perawat, maka semakin banyak pula bermunculan institusi keperawatan yang nantinya akan menelurkan perawat-perawat muda. Jadi, siap-siap saja bagi yang ingin menjadi pengajar/ pendidik.
5. Perawat Advokat
dewasa ini, banyak oknum-oknum yang memanfaatkan beban tugas dan tanggungjawab seorang perawat terhadap pasien untuk dijadikan kasus. untuk itu, sekiranya sangatlah perlu seorang perawat advokat melindungi profesi keperawatan dan kliennya dengan memahami hak dan tanggung jawab pemberi dan penerima jasa layanan keperawatan tersebut.
6. Perawat Peneliti
perawat peneliti sangat dihargai di berbagai negara. jadi, jika teman-teman ingin berkeliling dunia, lakukanlah dengan penelitian.
7. Perawat Politikus
mungkin agak ganjil kedengarannya. namun tidak menutup kemungkinan seorang perawat cakap dalam berpolitik. Beberapa kader partai besar, anggota DPR, dan lain-lain mempunyai latar belakang sebagai perawat. jadi, kenapa tidak dengan Anda?
8. Perawat Konsultan Kesehatan
Nah, ini mungkin yang paling gampang dilakukan. namun perlu pengetahuan mendalam dalam memahami kasus dan asuhan keperawatannya, agar benar-benar bisa disebut sebagai konsultan perawat profesional.
9. Perawat Teregistrasi (RN)
kelebihannya, teman-teman bisa bekerja di negara manapun dengan status Registered Nurse.
10. Perawat Komunitas
11. Perawat Maternitas
12. Perawat Manajer
13. Dll.
nah, itu saja gambaran peluang kerja perawat lainnya selain "hanya" bisa bekerja di RS maupun Puskesmas. Namun, untuk menjadi salah satu perawat diatas, diperlukan pengetahuan, keterampilan dan profesionalitas yang baik. Jadi, sebagai calon perawat, yuk mulai sekarang kita tingkatkan kompetensi kita agar bisa bersaing di dunia global nantinya.
MARI MERAWAT INDONESIA, MARI MENUJU SEHAT
Rakhmat Noviyar
Direktur Jenderal Komunikasi dan Informasi
Ikatan Lembaga Mahasiswa Ilmu Keperawatan Indonesia
Sabtu, 17 Maret 2012
Jadi Perawat? Ogah ah..!!
Jadi Perawat? Ogah ah..!! (Sebuah renungan)
Oleh :
Siswanto M. Muhammad
(Ketua Umum INNA-Kuwait)
Ada suatu fenomena yang menarik dalam “Ruang Keperawatan Indonesia”,
Judul diatas adalah sebuah jawaban yang sering akan kita dapatkan ketika
pertanyaan itu akan kita tanyakan kepada masyarakat secara umum.
Mereka akan dengan bangganya menyampaikan jawaban : “YA” ketika mereka
diberi tawaran untuk melanjutkan study pada peminatan yang masih di
anggap berada pada level yang tinggi di kalangan masayarakat Indonesia
seperti : (ekonomi, tekhnik, hukum, kedokteran dsb). Tapi mereka akan
dengan cepat menggelengkan kepala dengan jawaban ÖGAH-AH” ketika mereka
ditanya tentang kesempatan untuk melanjutkan di peminatan “KEPERAWATAN".
Hal ini terjadi karena adanya suatu pemahaman yang salah dan keliru
tentang “Perawat dan Keperawatan” di lingkup masyarakat Indonesia secara
umum sehingga mengakibatkan perilaku tidak tertarik untuk menekuni
apalagi memilih profesi perawat.
Yang lebih menarik lagi,
ketika seorang mahasiswa keperawatan telah memulai suatu proses
pembelajaran, ada perasaan penyesalan “Terbersit” dalam hati mereka
karena persepsi yang salah tentang profesi “Perawat” itu sendiri.
Persepsi keliru itu terjadi karena kesalahan informasi yang mereka
terima dan kenyataan di lapangan .
Menyesalkah mereka telah
memilih Perawat sebagai profesi mereka? Kalau pertanyaan itu ditanyakan
kepada mereka maka dengan tersipu malu mereka akan memberikan jawab :
“YA” saya menyesal……..
Mengapa?
Tentu karena ada suatu
kesenjangan antara harapan dan kenyataan awal yang mereka dapatkan,
padahal itu semua terjadi karena mis-interprestasi terhadap “Profesi
Perawat” yang akan mereka jalani.
Kondisi ini sangat berbanding
terbalik dengan negara-negara yang secara umum masyarakatnya sudah
memahami benar dan tahu persis apa dan bagaimana serta kesempatan apa
saja yang akan mereka dapatkan kalau menjadi “Perawat” seperti :
Philipines, India, dsb.
Di Negara-negara tersebut bahkan
seorang dokter spcialist, arsitek, pengacara, ahli komputer, mereka akan
rela meninggalkan profesinya demi untuk jadi seorang perawat karena
mereka yakin dengan menjadi perawat mereka akan dapat hidup dengan layak
dan dapat bekerja di Negara manapun yang mereka inginkan.
Sekedar untuk berbagi informasi saya punya kawan Perawat yang berasal
dari Philipines dan bekerja satu rumah sakit di Kuwait dia mantan
seorang dokter specialis kebidanan di Phlipines dan yang bersangkutan
rela meningggalkan profesinya dan kuliah sebagai perawat karena mereka
menyadari benar dengan menjadi seorang Perawat yang bersangkutan dapat
memiliki kesempatan untuk bekerja di Negara manapun dia inginkan. Dan
itu hanya salah satu contoh, masih banyak cerita yang sama yang saya
tidak bisa utarakan satu persatu di tulisan saya ini.
Ada
beberapa hal yang segera harus kita lakukan agar reputasi dan persepsi
masyarakat terhadap perawat semakin positif antara lain :
1. Melakukan distribusi informasi kepada seluruh masyarakat
Sumber informasi seperti televisi, media massa, radio dan sarana sumber
informasi lainya belum menjadi alat yang di optimalkan oleh seluruh
Perawat Indonesia dalam semua sektor.
Masih sangat jarang kita
temui tulisan-tulisan tentang keperawatan masuk dalam Head line News
Surat kabar nasional baik yang bersifat berita, informasi dsb. Hal ini
harusnya mulai disikapi dengan bijaksana terutama oleh para Ahli
Keperawatan yang harusnya sudah mulai rajin menulis dan memberikan
pembelajaran kepada masyarakat tentang profesi keperawatan dan peran
sertanya. Bila semakin banyak para Pakar dan ahli keperawatan yang
meluangkan waktu untuk membuat tulisan-tulisan dalam media seperti :
Surat Kabar, internet, Televisi, radio, pasti ini akan sangat mendukung
kampanye nasional penyebaran informasi positif tentang keperawatan
sehingga masayarakat paham tentang perawat dan keperawatan.
Kalangan intelektual keperawatan (seperti : Mahasiswa, dosen, parktisi)
juga harus mampu bersaing dan tidak terkesan “GAPTEK (gagap tekhnologi)”
sehingga kita akan semakin bisa berkiprah dalam segala aspek kehidupan
bermasayarakat baik secara Politik, Ekonomi, Sosial ataupun dimensi
kehidupan bermasayarakat lainnya.
Pepatah “Tak Kenal maka Tak Sayang” tentu masih sangat relevan dengan kondisi ini.
2. Memotivasi secara Psikologis kepada Mahasiswa Keperawatan
Ada pekerjaan rumah yang besar bagi para perawat yang bekerja di sektor
pendidikan (sebagai dosen) bahwa kewajiban mereka bukan hanya
menyampaikan materi sesuai capain kurikulum tapi juga memiliki tugas
berat dalam rangak membangun keyakinan hidup dan optimisme profesi bagi
calon Perawat bahwa mereka dapat hidup lebih mapan secara ekonomi bahkan
dibanding dengan profesi lain kalau mereka benar-benar menjadi perawat
yang professional.
Perlu di tumbuhkan keyakinan pada seluruh
mahasiswa di semua program keperawatan bahwa dengan menjadi seorang
Perawat kita akan mampu menjelajah dan bekerja diseluruh dunia yang
mungkin akan sangat sulit diperoleh oleh profesi lain seperti : Dokter,
Arsitek, pengacara, dsb.
3. Menghentikan segala kegiatan Malpraktek
Seluruh Perawat harus secepatnya menyadari bahwa cakupan dan kewenagan
pekerjaan seorang Perawat sangat berbeda dengan dokter, sehingga tidak
ada lagi Perawat yang melakukan Praktek Pelayanan Kedokteran. Dalam hal
ini organisasi profesi seperti PPNI tentu harus memiliki kontribusi yang
lebih konkrit dalam menciptakan aturan dan perundang-undangan dalam
rangka menciptakan situasi yang kondusif. Hal ini sangat penting dalam
rangka pembelajaran kepada masyarakat bahwa Perawat adalah profesi yang
terpisah dan berbeda dari seorang dokter dan memiliki batasan kewenangan
yang berbeda. Perawat juga bukan pembantu (asisten) dokter tapi Mitra
dalam arti kesetaraan dalam segala aspek.
4. Menciptakan iklim Persaingan dan Penyampain Peluang Pekerjaan
Pearawat tidak seharusnya berkecil hati dengan takut tidak mendapatkan
pekerjaan yang layak dan hanya menggantungkan bahwa kesempatan dan
peluang kerja pada satu kesempatan (banyak perawat kita yang hanya
berharap untuk bisa jadi pegawai negeri sipil).
Padahal kalau kita menyadari sebenarnya banyak sekali kesempatan dan tawaran kerja di luar negeri seperti :
a. USA
b. Canada
c. United Kingdom (Inggris)
d. Kuwait
e. Saudi Arabia
f. Australia
g. New Zaeland
h. Malaysia
i. Qatar
j. Oman
k. UEA
l. Jepang
m. German
n. Belanda
o. Swiss
Di Negara-negara tersebut gaji perawat bisa 5-30 kali lipat gaji
pegawai Negeri di Negara Indonesia, tentu tidak mudah untuk bisa
mencapai itu semuanya tapi bukan sesuatu yang sulit untuk dicapai kalu
kita telah mempersiapkan sejak kita masih di bangku kuliah. Untuk bisa
bekerja di negara-negara tersebut kita harus melalui beberapa test
seperti : NCLEX-RN, IELTS, CGFNS (akan saya bahas dalam tulisan saya
selanjutnya)
Apa persiapan-persiapan yang harus kita lakukan
untuk dapat mencapai itu semuanya (akan saya bahas dalam tulisan saya
berikutnya).
Ketika kwalitas SDM keperawatan sudah meningkat
dan berada dalam standardisasi kualitas internasional (Cakap secara
teori dan praktek) dan mampu berbahasa internasional seperti (English
dan atau Arabic) maka bukan lagi Perawat yang akan mencari pekerjaan
tapi Rumah sakit yang akan mencari mereka. Itulah saatnya bicara
“Selamat Tinggal dan Good Bye” pada rumah sakit atau pemilik lapangan
pekerjaan yang menggaji perawat dengan stnadar gaji yang rendah. Bila
ditinjau dari hukum Ekonomi kalau kondisi itu sudah tercipta dengan
sendirinya tidak akan ada Rumah sakit atau lapangan pekerjaan yang akan
menggaji perawat dengan semau-maunya, tidak akan adalagi profesi yang
memandang rendah perawat.
Bagaimana…? Masih meyesal menjadi
Perawat…Jawabanya tentu sangat tergantung pada posisi mana anda
sekarang. Tapi kalau pertanyaan itu di tanyakan kapada saya, saya akan
menjawab dengan lantang dan tegas : TIDAK, Saya sangat bangga dan
bersyukur telah dilahirkan untuk menjadi seorang Perawat. Idealnya
seluruh Perawat Indonesia juga akan memberikan jawaban yang sama.
Ada sebuah realita yang menarik yang mungkin akan bisa membangkitkan
semangat kita semua : bahwa seorang perawat akan bisa memiliki keahlian
apapun tanpa ada batas pengahalang dan bisa berkecimpung dalam keahlian
lain .
Perawat bisa jadi ahli Komputer, Entrepreneur, Penulis,
Politikus sekalipun tanpa hambatan apapun. Tapi coba kondisi ini di
balik : bisakah ahli computer, penulis, politikus, Ekonom, melakuakn
praktek keperawatan, Jelas tidak bisa karena keahlian keperawatan harus
dengan keahlian yang spesifik.
Bagaimana…Banggakah anda menjadi Perawat???
#nationalnurseday
MARI MERAWAT INDONESIA, MARI MENUJU SEHAT
hari perawat nasional?? kapan yaa???
Mahasiswa 1 : "Kamu tahu nggak Hari Perawat Internasional itu tanggal berapa?"
Mahasiswa 2 : "Tahu, tanggal 12 Mei kan?"
Mahasiswa 1 : "Kalo Hari Perawat Nasional?
Mahasiswa 2 : "haahh?? Emang ada ya? Kok aku baru tahu ya???"
Itu sepenggal percakapan yang iseng saya dengarkan beberapa hari yang lalu antara mahasiswa keperawatan. Ternyata hampir semua tidak bisa menjawab. Kok bisa? Padahal mereka kan merupakan salah satu elemen keperawatan juga? Para calon perawat?
Pertanyaan tersebut di atas kemudian saya tanyakan kepada perawat yang telah bekerja di salah satu Puskesmas di Jogja. Ternyata semakin mencengangkan saja! Perawat yang sudah bekerja bahkan tidak tahu kapan Hari Perawat Internasional! Apalagi yang skalanya nasional! Dimana letak salahnya?
Yah, itulah fenomena yang terjadi di dunia keperawatan kita ini. Terlalu banyak permasalahan dan tanggung jawab yang kita emban sehingga hal seperti itu sudah hampir tak ada waktu lagi untuk memikirkannya.
Hari Perawat Nasional yang ditetapkan setiap Tanggal 17 Maret adalah hari lahirnya Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). PPNI lahir pada tanggal 17 Maret 1974, sebagai hasil dari kumpulan perawat-perawat yang menginginkan adanya wadah nasional yang nantinya akan menaungi profesi keperawatan itu sendiri. PPNI hadir sebagai organisasi yang bertujuan untuk mengatur, mengembangkan dan meningkatkan praktik keperawatan yang aman, kompeten, berkualitas dan profesional bagi masyarakat Indonesia.
Kembali ke pertanyaan semula. Lalu, kenapa banyak sekali elemen keperawatan yang tidak mengetahui Hari Perawat Nasional ini? Sebagian menyatakan terlalu sibuk dengan tugas dan tanggung jawabnya sehingga tidak pernah sempat memikirkan Hari peringatan profesinya sendiri. Sebagian lagi menjawab, tidak pernah ada informasi yang diberikan kepada perawat. Ada pula yang mengatakan, tidak pernah ada kegiatan-kegiatan besar yang memperkenalkan hari perawat nasional ini. Dan berbagai macam jawaban lain yang memang bisa dimaklumi alasannya. Intinya, kemana PPNI dan elemen-elemen keperawatan yang lain semisal institusi keperawatan dan yang bertanggung jawab mensosialisasikannya?
Nah, sebenarnya letak kesalahannya adalah, kurang informasi, serta kurang kemauan untuk mencari informasi itu sendiri. Seharusnya, PPNI di pusat bisa memegang media sebagai alat sosialisasi yang efektif menyebarluaskan hal ini. Institusi keperawatan menyediakan informasi tentang Hari Keperawatan Nasional kepada para mahasiswanya yang nantinya juga akan menjadi bagian dari perawat, serta penyedia layanan kesehatan yang menggunakan jasa perawat, semestinya mengadakan dan memeriahkan momen peringatan ini, serta semua elemen keperawatan lain dengan kegiatan lain sesuai bidangnya masing-masing.
Tak hanya memperingati saja, namun kita benar-benar harus memahami makna peringatan tersebut. Karena di Hari Perawat ini, kita bisa mengevaluasi sudah sejauh mana peran perawat dalam membangun dan menyehatkan bangsa, sejauh mana pula kompetensi kita, kualitas pelayanan kita, dan keprofesionalan kita dalam menyediakan pelayanan keperawatan yang benar-benar komprrehensif bagi masyarakat Indonesia.
Akhirnya, semoga di usianya yang ke 38 tahun dari PPNI, semakin baik dalam menaungi semua perawat Indonesia.
MARI MERAWAT INDONESIA, MARI MENUJU SEHAT
Rakhmat Noviyar
Direktur Jenderal KOMINFO ILMIKI
Mahasiswa 2 : "Tahu, tanggal 12 Mei kan?"
Mahasiswa 1 : "Kalo Hari Perawat Nasional?
Mahasiswa 2 : "haahh?? Emang ada ya? Kok aku baru tahu ya???"
Itu sepenggal percakapan yang iseng saya dengarkan beberapa hari yang lalu antara mahasiswa keperawatan. Ternyata hampir semua tidak bisa menjawab. Kok bisa? Padahal mereka kan merupakan salah satu elemen keperawatan juga? Para calon perawat?
Pertanyaan tersebut di atas kemudian saya tanyakan kepada perawat yang telah bekerja di salah satu Puskesmas di Jogja. Ternyata semakin mencengangkan saja! Perawat yang sudah bekerja bahkan tidak tahu kapan Hari Perawat Internasional! Apalagi yang skalanya nasional! Dimana letak salahnya?
Yah, itulah fenomena yang terjadi di dunia keperawatan kita ini. Terlalu banyak permasalahan dan tanggung jawab yang kita emban sehingga hal seperti itu sudah hampir tak ada waktu lagi untuk memikirkannya.
Hari Perawat Nasional yang ditetapkan setiap Tanggal 17 Maret adalah hari lahirnya Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). PPNI lahir pada tanggal 17 Maret 1974, sebagai hasil dari kumpulan perawat-perawat yang menginginkan adanya wadah nasional yang nantinya akan menaungi profesi keperawatan itu sendiri. PPNI hadir sebagai organisasi yang bertujuan untuk mengatur, mengembangkan dan meningkatkan praktik keperawatan yang aman, kompeten, berkualitas dan profesional bagi masyarakat Indonesia.
Kembali ke pertanyaan semula. Lalu, kenapa banyak sekali elemen keperawatan yang tidak mengetahui Hari Perawat Nasional ini? Sebagian menyatakan terlalu sibuk dengan tugas dan tanggung jawabnya sehingga tidak pernah sempat memikirkan Hari peringatan profesinya sendiri. Sebagian lagi menjawab, tidak pernah ada informasi yang diberikan kepada perawat. Ada pula yang mengatakan, tidak pernah ada kegiatan-kegiatan besar yang memperkenalkan hari perawat nasional ini. Dan berbagai macam jawaban lain yang memang bisa dimaklumi alasannya. Intinya, kemana PPNI dan elemen-elemen keperawatan yang lain semisal institusi keperawatan dan yang bertanggung jawab mensosialisasikannya?
Nah, sebenarnya letak kesalahannya adalah, kurang informasi, serta kurang kemauan untuk mencari informasi itu sendiri. Seharusnya, PPNI di pusat bisa memegang media sebagai alat sosialisasi yang efektif menyebarluaskan hal ini. Institusi keperawatan menyediakan informasi tentang Hari Keperawatan Nasional kepada para mahasiswanya yang nantinya juga akan menjadi bagian dari perawat, serta penyedia layanan kesehatan yang menggunakan jasa perawat, semestinya mengadakan dan memeriahkan momen peringatan ini, serta semua elemen keperawatan lain dengan kegiatan lain sesuai bidangnya masing-masing.
Tak hanya memperingati saja, namun kita benar-benar harus memahami makna peringatan tersebut. Karena di Hari Perawat ini, kita bisa mengevaluasi sudah sejauh mana peran perawat dalam membangun dan menyehatkan bangsa, sejauh mana pula kompetensi kita, kualitas pelayanan kita, dan keprofesionalan kita dalam menyediakan pelayanan keperawatan yang benar-benar komprrehensif bagi masyarakat Indonesia.
Akhirnya, semoga di usianya yang ke 38 tahun dari PPNI, semakin baik dalam menaungi semua perawat Indonesia.
MARI MERAWAT INDONESIA, MARI MENUJU SEHAT
Rakhmat Noviyar
Direktur Jenderal KOMINFO ILMIKI
Kamis, 15 Maret 2012
Hasil Silaturrahmi ILMIKI dengan KEMENKES
NOTULENSI
PERTEMUAN ILMIKI BERSAMA KEMENKES
Senin, 05 Maret 2012 di Kantor Menteri Kesehatan, Jakarta
Senin, 05 Maret 2011 6 orang perwakilan ILMIKI atas nama Ariska Juniar
Arlan Unpad selaku Sekjen ILMIKI, Eko Unsoed selaku Dirjen Kastrad
ILMIKI, Nahla UI dan Azka Undip selaku Wadirjen Kastrad ILMIKI, Sinta
Dwi O Unpad selaku Koor.TP ILMIKI, Nurdiansyah UIN Jakarta selaku
anggota ILMIKI pergi ke kantor Kementrian Kesehatan bermaksud untuk
bersilaturahim dengan Kemenkes RI dan mengadakan audiensi langsung
terkait pengesahan RUU Keperawatan
Pukul. 14.00 kami sudah
mengadakan janji dengan kemenkes untuk bisa bertemu beliau, pertama kami
disambut oleh Bu Suharyuti selaku Direktur Perawat dalam Badan Upaya
Kesehatan Masyarakat. Sebelum bertemu Kemenkes kami diberikan arahan
dalam menyampaikan pendapat maupun aspirasi kami di dalam. Lalu langsung
saja kami dibawa ke ruangan meeting dan bertemu dengan bu kemenkes.
Bu Menkes memberikan sambutan hangat dan ucapan selamat datang kepada
kami, lalu beliau memperkenalkan Pak Bambang selaku , Bu Suharyuti
selaku direktur perawat, dan prof, Budi mereka inillah yang konsen dalam
pembhasan RUU Keperawatan di Kemenkes. Sekjen ILMIKI pun memberikan
ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya karena sudah diizinkan untuk
bersilaturahmi dan menyampaikan maksud tujuan datang ke menkes yang
pertama ingin bersilturahim dan memperkenalkan ILMIKI kepada bu
kemenkes, kedua ingin mengetahui lebih jauh mengenai pandangan kemenkes
tentang RUU Keperwatan dan perbndingannya dengan RUU Tenaga Kesehatan,
yang keempat mengajukan proposal keiatan IND (International Nurses Day)
yang akan di peringati pada tanggal 12 Mei 2012.
Selesai
menyampaikan maksud dan tujuan langsung saja Eko Unsoed memberikan
sebuah pertanyaan tetapi sebelumnya ILMIKI memberikan apresiasi terlebih
dahulu terhdap program-program peningkatan mutu kesehatan dari kemenkes
untuk masyarakat dan pertanyaannya adalah bagaimana program kementrian
kesehatan terhadap profesi kesehatan khusunya perawat, dan bagaiman
kelanjutan dari perkesmas yang kami anggap bahwa program itu sangat
bagus sekali untuk direalisasikan?
Sebelum menjawab pertanyaan Bu
Endang menanggapi terlebih dahulu maksud dan tujuan ILMIKI datang kemari
dan beliau memberikan saran dalam memperingati IND cobalah untuk
memberikan pengabdian kemasyarakat dengan cara yang lebih diinovasikan,
pemeriksaan gratis sepertinya sudah sangat biasa, buat sesuatu yg lebih
mengkhususkan contohnya pemberian refleksi, operasi katarak, dll. Lalu
Bu Endang langsung memberikan kesempatan kepada bu suharyuti untuk
menanggapi masalah Perkesmas. Bu Suharyuti lalu menjawab bahwasanya
revitalisasi untuk puskesmassedang diberdayakan. Dan pihak Eselon 2 dan 3
di kementrian kesehatan sedang mengupayakan 7 upaya wajib dalam
menjalankan fungsi puskesmas dan perkesma berada di dalamnya. Di daerah
pun sudah mulai di dorong untuk mengaplikasikan perkesmas karena hal ini
sangatlah bermanfaat dan hasil penelitian mengatakan bahwa sudah 58% di
daerah pedesaan sudah mengiimplementasikannya. Bu Endang menambahkan
bahwa untuk perkesmas ini sudah dialokasikan dananya dari BOK (Bantuan
Operasioanl Kesehatan). Dan nantinya sudah direncanakan perkesmas ini
akan di fasilitasi menggunakan pesawat yang akan ditinggal di suatu
daerah contoh di Papua atau Maluku, lalu selama 6 bulan akan di
tinggalkan disana unuk membantu masyarakat dalam meningkatkan mutu
kesehatan. Perkesmas ini juga nantinya akan konsen terhadap anak-anak
kurang gizi, penyakit tidak menular, bimbingan naik haji, dll.
Pertanyaan kedua dari Nahla UI. Bagaimana arahan untuk tenaga kesehatan
khusunya perawat dan bagaimana tanggapan kemenkes mengenai RUU
Keperawatan khusunya dalam segi pendidikan dan praktik keperawatan?
Bu Endang langsung memberikan kesempatan kepada Prof.Budi untuk menjawab
pertanyaan. Menurut Prof.Budi RUU Keperawatan maupun RUU Tenaga
Kesehatan dua-duanya memiliki kepentingn yang sama untuk memajukan
pelayanan dan mutu kesehatan masyarakat bagi kemenkes dua-duanya tidak
ada masalah asalkan keduanya tidak bertentangan untuk RUU Tenaga
Kesehatan kementrian kesehatan mengajukan ini agar ada regulasi besar
yang memayungi seluruh profesi kseshatan dan mengatur intreprofesional
di dalamnya dan silahkan untuk RUU Keperawatan mengatur secara detail
yang berhubungan dengan perawat itu sendiri, jadi memang tidak ada
masalah dari kementrian kesehatan malahan ini bagus sekali agar semuanya
diatur secara jelas. Untuk masalah praktik mandiri keperawatan ini
sudah ditemukan di Bandung ada sekelomok perawata yang membuka praktik
mandiri tapi di dalamnya memang pure melakukan tindakan keperawatan dan
bersifat holistic ini juga gambaran praktik mandiri perawat seperti ini
dan ini sangat bagus sekali. Untuk maslah pendidikan ini sangat banyak
sekali PR yang harus dikerjakan. Contohnya mengenai specialisasi saja
itu perlu dibenahi, jika di luar negeri mulai pengelompokan itu sudah
diarahkan dari awal. Jadi memang pendidikan harus dibenahi bersama.
Dr. Bambang juga mencoba untuk menambahkan, berbicara tenaga kesehatan
kita dapat membagi kedalam 3 masalah yang crusial di Indonesia:
1. Mutu
2. Jenis dan jumlahnya
3. Ditribusi/penyebarannya
Untuk meningktakan mutu tenaga kesehatan pemerintah sudah mengeluarkan
UU. No. 36 dan untuk meningkatkan mutu setiap profesinya itu di atur
oleh organisasi profesi itu sendiri yang nantinya akan menghasilkan
standard kompetensi. Tiba-tiba datang doker dengan UU nya. Uji
kompetensi itu harus ada untuk menetapkan standard kompetensi setiap
profesi. Yang mengatur registrasi tenaga keshatan yaitu MTKI dan MTKPI
untuk di daerah yang bertuga melakukan registrasi seluruh tenaga
kesehatan kecuali dokter/dokter gigi dan farmasi. Jadi untuk RUU TK itu
menjadi regulasi yang besar menjadi payung hukum seluruh tenaga
kesehatan dan silahkan untuk setiap profesinya di atur oleh profesinya
masing-masing.
Pertanyaan ketiga oleh Azka Undip maksudnya bagaiman
kemenkes menginginkan paying hokum yang besar? Lalu bagaimana mengenai
permasalaha specialis tolong dijelaskan lagi secara tekhnis.
Bu
Endang menjawab, intinya untuk masalah paying hokum itu yang penti RUU
TK dan RUU keperawatan tidak bertentangan selesai tidak ada masalah.
Prof. Budi menambahkan untuk masalah spesialisasi kita membuthkan waktu 8
tahun menuju kesana. Ini masih wacana saja bahwa kami menginginkan
adanya percepatan untuk spesialisasi karena jika terlalu lama pun
melihat kebutuhan masyarakat itu harus sangat dipertimbangkan dan di
luar negeri pun seperti itu. Tapi al ini baru wacana saja jangan terlalu
dipikirkan terlebih dahulu. Dr. Bambang menambahkan, sebenarnya ada
leveling yang memberikan gradiasi bagi sebuah profesi. Ini pun ada
dilampiran PerPres No.8. Contoh kasus:
- Perawatan D3 yang telah
mengikuti kursus ini itu dan merasa telah mampu melakukan hal yang
bersifat spesialis nantinya aka nada ujia RPL yaitu ujian penyamarataan
stingkat dengan spesialis dan tentunya harus lulus dulu baru mendapatkan
ijazah yang diakui legalitasnya.
- Di Jepang itu tidak ada dokter
umum tapi langsung dokter khusus/spesialis yang menangani suatu kasus
sesuai sengan keahliannya
Bu Endang menambahkan kembali, bahwa memang semua tergantung bagaimana negara itu mengaturnya.
Pertanyaan keempat diajukan oleh Nurdiansyah UIN Jakarta, mengenai
institusi pendidikan keperawatan yang begitu merjalela menjadikan
sekolah perawat dipertanyakan aspek kompetensinya bagaiman mengenai hal
itu? Adanya kesenjangan mengenai S1, D3, SPK ini jadi sebuah permaslahan
seakan-akan S1 milik dikti, D3 milik kementirian kesehatan, dan SPK
milik kemdikbud, bagaimana?
Dr. Bambang menanggapi, bahwa
organisasi profesi terutama keperawatan itu harus memiliki leveling
untuk pembagian tugasnya, contoh kalau tidak salah D3 itu berada di
level 6, levelnya itu ada 1-9 dan pelevelan ini memang sangat dibutuhkan
sekali. Untuk masalah kompetensi yang dipertanyakan setiap PT itu akan
di akreditasi oeh BAN PT jika ada instansi yang tidak memiliki
akreditasi maka tahu 2012 akan ditutup oleh mendiknas, jika ada PT yang
akreditasinya masih dismaratakan maka nantinya akan bermalash pada ukom
lulusannya sendiri mungkin akan banyak yg tidak akan lulus ukomnya
sehingga lulusannya pun menjadi tidak berkualitas dan ini pastinya tidak
akan menjadi pilihan masyarakat dan dengan sendirinya pasti akan
bangkrut dan tutup. Hal itu yang baru bisa kami lakukan, sampai kapan?
Sampai di ada regulasi yang jelas sampai RUU TK atau RUU Keperawatan
disahkan. Juga ada himbauan wacana mengenai LAM yaitu lembaga akreditasi
mandiri yang diaman nantinya PT bis melakukan akreditasi sendiri dengan
ketentuan yang berlaku. Bu Endang menambahkan, luasnya negara dan
kondisi setiap daerah yang heterogen contohnya di papua tidak bisa kita
sembarangan menghapuskan jenjang D3 misalnya kit pun harus memikirkan
kondisi setiap daerah yang berbeda-beda.
Pertanyaan terakhir, Eko
Unsoed, pada bulan April DPR menjanjikan bahwa pemabhasan akan
diselesaikan dan nantiya akan langsung dibawa ke kemenkes, bagaimana
langkah kongkret bentuk dukungan Bu Endang untuk pengesahan RUU
Keperawatan ini kami menginginkan adanya hitam di atas putih ini untuk
pembuktian kepada teman-temn yang ada di daerah?
Prof.Budi
menanggapi bahwa sebenarnya tidak ada masalah untuk kemenkes pasti
mendukung jika itu memang baik untuk rakyat. tapi mungkin yang akan
menjadi masalah adalah mengenai konsil keperawatan yang akan sedikit
diperdebatkan karena sudah sangat banyak sekali, paling itu yang menjadi
pr pemikiran kita.
Bu Endang juga memberikan pesan untuk perawat
meningkatkan kompetensi dan proffesionalitasnya bisa belajar dari
perawat laur negeri yang sangat cakap dan cepat. Bisa dikatakan bahwa
perawat adalah tuan rumah dalam sebuah Rumah Sakit jadi yang bisa
menjadiakan nyaman kepada pasien itu perawat. Kita juga bisa belajar ke
luar negeri lalu setelah itu bawa ilmunya ke Idonesia dan majukan
keperawatan Indonesia.
Created By:
Sinta Dwi Oktaviani UNPAD’10
kegiatan IND 2012
deskripsi Umum kegiatan
Nama kegiatan : Hari Peringatan Perawat Sedunia
Tema Kegiatan : Closing the Gap : From Evidence to Action
Judul Kegiata : Merawat Indonesia:Melalui Peningkatan Action
berdasarkan Evidence Based
Waktu : Maret s.d. Mei
Sasaran : Mahasiswa Keperawatan,
Perawat, Nakes, Masyarakat, PPNI, Birokrasi
Waktu : Maret-Mei
Tingkat Kegiatan :
·
Institusi
·
Wilayah
·
Nasional
Agenda:
Pengmas Award
Deskrpsi
Diselenggarakannya
kegiatan pengabdian masyarakat oleh setiap institusi ke suatu daerah dengan
mempertimbangkan kebutuhan masyarakat sekitar. Kegiatan ini akan dilombakan dan
diberi penghargaan bagi yang terbaik. Tiap Institusi diwajibkan mengirimkan
dokumentasi kegiatan pengabdian masyarakat dalam bentuk video baik berupa slide
show atau movie. Kegiatan pengabdian masyarakat diharapkan serempak seluruh
Indonesia.
Adapun
syaratnya:
- dilakukan oleh lembaga mahasiswa keperawatan
- kegiatan merupakan pengabdian masyarakat
- pengmas yang dilakukan adalah kegiatan 4 bulan terakhir (jumlah hari kegiatan tidak harus lebih dari satu hari)
Ketentuan:
- mendaftarkan diri ke Sosmas ILMIKI Arif (0857600371350)
- ada evidence based (alasan kuat) memilih tempat dan jenis pengabdian mayarakat (sesuai kebutuhan masyarakat
- panjang video 15 menit
- mengirimkan video pengabdian masyarakat ke phn.ilmiki@yahoo.com paling lambat 11 mei 2012 Pukul 23.59
- mengupload Video ke Youtube dan share Link di Grup FB Ikatan lembaga Mahasiswa Ilmu Keperawatan Indonesia
- judul video #merawatIndonesia_Nama Lembaga_Judul Kegiatan
Kriteria Penilaian:
- ketepatan sasaran pengabdian masyarakat sesuai evidence (kebutuhan Masyarakat) yang dibuktikan dengan data
- kegiatan yang menarik
- ke-inovativan pembuatan video
- voting “like” di FB dan Youtube
Bentuk
Lomba Video Pengabdian Masyarakat
Waktu Kegiatan
1 Maret-11 Mei 2012
Target sasaran
Masyarakat
Output
1. adanya Bukti nyata pengabdian masyarakat
PILIHAN
KEGIATAN-KEGIATAN SOSIAL
Selain
mengadakan pengabdian masyarakat terbaik seperti diatas, juga institusi dapat melakukan kegiatan-kegiatan
sosial lainnya. Contoh: kegiatan donor darah, pemeriksaan kesehatan gratis,
atau melakukan tindakan yang terkait program MDGs . Ini disesuaikan dengan
kondisi dan kesiapan dari penyelenggara kegiatan ini baik institusi/ daerah/
wilayah.
Bentuk
Kegiatan Sosial dan Kesehatan
bagi masyarakat sekitar
Waktu : 1-15 Mei 2012
Target
Kegiatan : Masyarakat
Umum, Mahasiswa umum, Mahasiswa keperawatan
Output
·
Menunjukkan peran aktif
keperawatan dalam pembangunan kesehatan masyarakat.
·
Berperan aktif dalam
mendukung program MDGs
·
Mengaktifkan
partisipasi mahasiswa keperawatan di masyarakat
IND in PUBLISH
Publikasi merupakan salah satu komponen
terpenting dalam mengemas suatu isu agar suatu isu dapat tersebar keseluruh
target sasaran. Publikasi yang dimakSud adalah kegiatan untuk menyampaikan
bahwa tanggal 12 Mei adalah hari keperawatan sedunia. Adapun bentuk publikasi
ini sama se-nasional yang terdiri:
·
PIN ”Merawat Indonesia” digunakan oleh seluruh
Elemen keperawatan”
·
Spanduk
·
Baliho
·
Stiker
·
leaflet
Media sosial yang dapat digunakan
adalah:
·
status jejaring sosial
·
radio,
·
video
·
film
dokumenter mengenai perawat
Kegiatan ini
ditujukan kepada mahasiswa, perawat, tenaga kesehatan, birokrat dan seluruh
masyarakat. Isi publikasi dapat berupa tema IND, dan tulisan-tulisan yang
mencitrakan perawat. Tempat yang dapat menjadi sasaran antara lain institusi
pendidikan, instansi pelayanan kesehatan, tempat keramaian, dll yang tidak
mengganggu ketertiban.
Bentuk
Kegiatan
·
Pemasangan spanduk IND di titik-titik strategis
·
Pembagian leaflet RUU Keperawatan
·
Pembuatan dan penyebaran artikel-artikel keperawatan
baik di media massa, atau media kampus
·
Publikasi di salah satu media elektronik
·
Publikasi video Pengabdian Masyarakat
·
Publikasi IND untuk Awareness masyarakat
Waktu
Maret-Mei
Target
Seluruh Elemen
Keperawatan dan Masyarakat Umum
Output
·
Munculnya awareness masyarakat tentang peranan
keperawatan
·
Terpublikasinya pengabdian social kepada masyarakat
·
Terpublikasinya IND 12 Mei 2011
·
Terpublikasinya isu RUU Keperawatan
·
Terpublikasinya keberadaan keperawatan sebagai sebuah
profesi
*Pin, Leaflet, Poster, dan Baliho akan dibuat
format yang sama seluruh indonesia. (Segera di publish)
PENCERDASAN MAHASISWA
Kegiatan untuk
meng-up date info-info mengenai
gerakan mahasiswa keperawatan. Dan sebagai kegiatan pengkawalan percepatan
legislasi RUU Keperawatan. Kegiatan ini bertujuan untuk menyamakan suhu gerakan
di seluruh Indonesia, belajar dari pengalaman sebelumnya bahwa masih banyak
kalangan sendiri yang masih sangat terbatas dalam pemahamannya mengenai isu-isu
yang sedang berkembang. Kegiatan ini dapat berupa diskusi, sharing pemahaman,
kongkow bareng dll. Disesuaikan dengan kondisi setempat.
Bentuk
Diskusi/Seminar/Talkshow/Roadshow dikampus-kampus, daerah dan wilayah
Sasaran
Elemen Keperawatan dikampus-kampus, daerah, dan wilayah
Waktu
Januari – April
Output
·
Tersosialisasinya RUU Keperawatan
·
Tersebarnya isu secara massif
·
Terbentuknya pemahaman peserta tentang perjuangan RUU Keperawatan melalui
politik hukum sehingga bisa membuat strategi perjuangan untuk menghadapi
politik kebijakan yang tidak memihak Terjaganya kontinuitas gerakan
TINGKAT
PROVINSI/ WILAYAH
BAKTI SOSIAL NASIONAL
Untuk meningkatkan persatuan dan keseatuan
antar mahasiswa keperawatan perlu diadakannya suatu kegaitan bersama. Kegiatan
bersama tersebut dilakukan di sautu bersama oleh insititusi di wilayah yang
sama dan serempak di seluruh indonesia (wilayah I hingga Wilayah VII).
Bentuk
Bakti sosial
Waktu
20 Mei 2012
Output:
·
Persatuan
mahasiswa keperawatan antar institusi
·
Meningkatkan
citra keperawatan
·
Menjadi
solusi atas permasalahan di masyarakat
POTRET PERAWAT
Potret perawat adalah kegiatan dengan mengambil foto perawat,
dimana foto tersebut dapat menceritakan mengenai kehidupan seorang perawat di
indonesia. Kegiatan ini dapat menjadi kegiatan perlombaan Wilayah.
*Aturan Perlombaan Dibuat Oleh Korwil
Bentuk
Lomba Potret Perawat yang dipajang pada saat hari H IND
Waktu
Maret-April
Output
·
Ada
gambaran peranan keperawatan di masyarakat
·
Timbulnya
rasa bangga bagi elemen keperawatan yang melihat
LONGMARCH
(JALAN SEHAT)
Longmarch atau jalan sehat merupakan kegiatan
kebersamaan dimana semua elemen turun ke jalan sambil menyebarkan leaflet
tentang kesehatan atau melakukan pengabdian masyarakat lainnya. Sehingga perlu
dipersiapkan hal-hal yang menunjang kegiatan jalan sehat ini agar menarik dan
bermanfaat, seperti leaflet kesehatan,
hadiah jika diperlukan. Sebelum Kegiatan ini bisa juga diadakan senam
bersama di alun-alun sekitar sebagai ajang silaturahmi seluruh elemen
keperawatan. Kegiatan ini dapat melibatkan PPNI, Institusi pendidikan, tokoh
masyarakat, masyarakat umum dan mahasiswa.
Bentuk
Jalan santai bersama seluruh elemen keperawatan
Waktu
Sabtu, 12 Mei 2012
Sasaran
Seluruh Elemen Keperawatan
Output
·
Silaturahmi seluruh elemen keperawatan
·
Mempersatukan elemen keperawatan
·
Meningkatkan kepercayaan diri seluruh elemen
keperawatan
TINGKAT
NASIONAL
Silaturahmi ke
Kemenkes
Silaturahmi
menjadi suatu agenda yang penting untuk menjalin komunikasi aktif yang baik
dengan komunikan. Silaturahmi ini adalah kegiatan audiensi/bincang-bincang
mengenai masalah kesehatan. Kegiatan ini juga merupakan kegiatan untuk
mempersiapakan masa dimana bulan april RUU Keperawatan akan memasuki babak
pembahasan di Kemenkes, setelah selesai proses penyusunan materi di DPR.
Bentuk
Audiensi dengan Menteri Kesehatan
Waktu
Awal April
Sasaran
Menteri Kesehatan
Output
1. Silaturahmi
kepada menteri kesehatan
2. Sharing
mahasiswa keperawatan terkait masalah kesehatan
3. Sharing
mengenai isu Ruu Keperawatan
Penelitian Nasional
Kegiatan ini berbentuk serangkaian penelitian lingkup
nasional yang nantinya akan dikoordinasikan langsung dari Pendpel . adapun tema penelitannya adalah “Gambaran persepsi mahasiswa
keperawatan terhadap ranah kerja perawat
lulusan S1 dan D3 di Indonesia”
Bentuk
Penelitian
Nasional
Sasaran
Mahasiswa
keperawatan S1 dan D3 di seluruh Indonesia
dimana
dibutuhkan untuk menjadi sampel penelitian , selain itu sasaran
dari penelitian ini adalah stake holder
Teknis kegiatan
Teknis kegiatan
dari rangkaian ini adalah sebagai berikut :
a. Mencari
pengampu penelitian yang dapat menaungi secara yuridis (PPNI atau DIKTI)
b. Mencari
literatur dan daftar pustaka ilmiah sebagai acuan penelitian
c. Menentukan
julah sampel yang akan dipakai
d. Menentukan
kuesioner penelitian yang dipakai
e. Mengupload
kuesioner pada media yang bisa di download secara mudah untuk di isi oleh para
sampel di seluruh wilayah
f. Menyebarkan
jarkom untuk pengisian kuesioner pada institusi
- institusi di seluruh wilayah
g. Mengumpulkan
data hasil kuesioner dan merekapnya
h. Membuat
analisa data dan hasil
i.
Membuat kesimpulan dan
saran
j.
Penjilidan hasil
penelitian oleh sekretaris
k. Publish hasil penelitian pada website ,
facebook ,dan jaringan –jaringan serta agenda
ILMIKI
Output
·
Adanya gambaran mahasiswa terhadap perbedaan ranah
kerja perawat d3 dan s1
Time line
kegiatan
Maret
- Juni
Langganan:
Postingan (Atom)