IHT Penulisan Jurnalistik
Halo teman-teman mahasiswa kesehatan Indonesia!
Baru saja tim HPEQ Dikti menyelenggarakan sebuah In House Training:
Penulisan Jurnalistik, yang bertempat di Hotel Atlet Century Jakarta.
Acara ini juga mengundang perwakilan HPEQ Student, dan diwakili oleh tim
media HPEQ Student, yakni Muhammad Jauhar, Enggar Sari K, Vhony
Purnamasari, Candrika Dini, dan Lafi Munira. Seperti yang sudah
diberitakan sebelumnya, kegiatan ini dapat kalian ikuti juga melalui
streaming di hpeq.dikti.go.id/streaming dan live tweet melalui
@hpeqdikti dan @hpeqstudent.
Secara keseluruhan, acara yang berlangsung selama dua hari (15-16
Desember 2012) ini berlangsung dengan sangat substantif dan menarik.
Terdapat tiga sesi materi yang disampaikan secara bergantian.
Materi pertama, mengenai pengantar jurnalistik disampaikan oleh bapak
Ignatius Haryanto. Dalam penyampaian materinya, kita dikenalkan bahwa
suatu kejadian bisa memiliki nilai berita, bila memenuhi beberapa unsur
berikut: (1) aktualitas, berupa hal yang terkini; (2) significance,
memiliki nilai yang penting; (3) magnitude, bernilai/dampak besar; (4)
the unusual, bukan peristiwa yang sering terjadi; (5) conflict, adanya
kesenjangan antara fakta dan harapan; (6) proximity, dekat dengan
kehidupan kita; (7) prominence, berkaitan dengan orang-orang terkenal;
(8) human interest, menyangkut perasaan kemanusiaan.
Dalam sesi ini, peserta diberikan satu lembar koran dan diminta
mengidentifikasi nilai-nilai yang terkandung dalam satu berita.
Terbukti, dalam satu berita itu ternyata mengandung berbagai nilai loh
teman-teman. Nilai yang paling sering diangkat oleh penulis berita
adalah aktualitas.
Malam harinya, sesi kedua diisi oleh Bapak Khairil Azhar. Beliau
merupakan penulis The Jakarta Post, dan membawakan materi yang sesuai:
Penulisan dalam Bahasa Inggris. Beliau mengatakan, “if you are writing
something, use the magic touch!”
Simulasi dilakukan dengan meminta peserta menuliskan judul artikel
yang akan dia buat, dalam Bahasa Inggris. Dengan ‘magic touch’nya, Bapak
Khairil mengomentari setiap judul yang dibuat, sehingga lebih menarik.
Peserta pun diajak menulis lead (kalimat pendahuluan berita), dan
bagaimana mengemasnya menjadi provokatif dan bernilai berita. Menulis
artikel Bahasa Inggris lebih mudah dibandingkan dalam Bahasa Indonesia,
karena dapat mengkonstruksi kalimat dengan lebih efektif.
Sesi terakhir adalah materi mengenai opini. Tidak tanggung-tanggung,
yang menyampaikan materi ini adalah Bapak Tony D. Widiastono (Redaktur
Kompas) dan Bapak Doni Koesoema (Penulis Rubrik Opini Harian Kompas).
Dipaparkan, dasar dalam menulis opini adalah menemukan pokok persoalan
yang penting. Tidak apa-apa kontroversial, asal konsisten dan fokus pada
satu isu/ide. Ingat, menulis opini adalah tulisan argumentatif, bukan
diskusi.
Pada penutup, Pak Tony menyampaikan pada kita semua, “Catatlah apa
yang muncul dalam ingatan/benak Anda, itu akan membantu untuk merangkai
kembali apa yang akan ditulis.”
***
Nah, teman-teman, ternyata tulis-menulis itu bukanlah hobinya
orang-orang tua belaka. Banyak dari kita yang suka menulis, kan?
Terbukti dengan jumlah blogger, tumblr, wordpress dan blog lainnya yang
kebanyakan berasal dari kalangan muda. Hanya saja, tulisan kita baru
sampai pada tahap untuk konsumsi diri kita sendiri, atau minimal
konsumsi komunitas kita saja. Ada begitu banyak hal yang ada di sekitar
kita, yang bisa kita tulis. Misalkan saja, mengenai dunia kesehatan,
atau pendidikan ilmu kesehatan.
Bapak Tony selaku redaktur Kompas menerima dengan tangan terbuka
artikel opini kita tentang dunia kesehatan dan pendidikan kesehatan,
karena pada faktanya jumlah penulis bidang tersebut masih terbatas. Ini
adalah kesempatan besar, teman-teman! Pak Tony dan Pak Doni pun membuka
kesempatan bagi kita semua, bila ingin berkonsultasi soal tulisan kita.
Silakan kirimkan tulisan kalian ke:
doni_di_dio@yahoo.com (Pak Doni Koesoema, penulis opini Kompas)
tonny@kompas.co.id (Pak Tonny D. Widiastono, redaktur Kompas)
doni_di_dio@yahoo.com (Pak Doni Koesoema, penulis opini Kompas)
tonny@kompas.co.id (Pak Tonny D. Widiastono, redaktur Kompas)
Lalu, bagaimana dengan HPEQ Sudent sendiri?
Kita punya begitu banyak media yang bisa dijadikan wadah tulisan kalian, teman-teman. Ada newsletter HPEQ Student, dan halama-halaman website www.hpeqstudent.org yang bisa kalian tulis. Untuk teman-teman yang menyukai artikel ilmiah, pasti tidak asing dengan nama BIMKES, kan? Silakan masukkan artikel ilmiah kalian ke www.bimkes.org sebanyak-banyaknya.
Kita punya begitu banyak media yang bisa dijadikan wadah tulisan kalian, teman-teman. Ada newsletter HPEQ Student, dan halama-halaman website www.hpeqstudent.org yang bisa kalian tulis. Untuk teman-teman yang menyukai artikel ilmiah, pasti tidak asing dengan nama BIMKES, kan? Silakan masukkan artikel ilmiah kalian ke www.bimkes.org sebanyak-banyaknya.
Ayo, budayakan gemar menulis, agar kita tidak hilang dari sejarah.
Salam mahasiswa kesehatan Indonesia!
Salam mahasiswa kesehatan Indonesia!
Direktorat Jenderal Pendidikan dan Penelitian
Ikatan Lembaga Mahasiswa Ilmu Keperawatan Indonesia
2011-2013